Langsung ke konten utama

Materi pertama Kelas Bunda Cekatan

Jurnal pertama - Temukan Telur hijaumu (Dimana Kekuatanku?)



Refleksi kembali, sebenarnya belum selesai mendengarkan materi dari Ibu Septi, baru setengah jalan mendengarkannya. Dilanjut kembali besok weekend. 😅

Karena banyaknya perubahan struktur dari IIP dan informasi yang diterima begitu banyak di media sosial, satu-satu coba diendapkan dan butuh waktu bertahap untuk memahami perubahan yang coba dihadirkan. Materi pertama kelas bunda cekatan perdana dimulai pada tanggal 11 Desember 2019 dimana kita mendapat tugas membuat beberapa jurnal untuk kelas bunda cekatan.

Dimateri pertama ini, kita akan belajar bagaimana menemukan kekuatan/kelebihan diri kita dengan cara melist beberapa aktivitas sebagai seorang perempuan, isteri dan seorang ibu.

Dari beberapa aktivitas yang coba dilist diatas selanjutnya kita memilih dan  membagi menjadi 4 kuadran aktivitas  seperti tergambar dibawah ini yaitu:

1. Aktivitas yang saya bisa dan suka
2. Aktivitas yang saya bisa dan tidak suka
3. Aktivitas yang saya tidak bisa dan suka
4. Aktivitas yang saya tidak bisa dan tidak suka


Dari 4 kuadran diatas, kita mengambil lima aktivitas yang membuat saya bahagia, yaitu aktivitas yang merupakan kelompok saya bisa dan saya suka. Dan diharapkan ke lima aktivitas yang sudah dipilih apa benar ini menjadi pilihan aktivitas yang membuat saya bahagia dan dapat menjadi pijakan secara pribadi sebagai perempuan, isteri dan ibu yang cekatan. Yuk kita sama-sama mengecek satu-satu dan mencoba jujur bertanya kedalam diri.

Insya Allah 5 aktivitas yang telah dipilih akan menjadi lima telur hijau yang insya allah akan melalui tahapan selanjutnya menjadi kepompong, ulat dan kupu-kupu yang cantik. Bismillah.



#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#telurhijau
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepercayaan

Benarkah Kepercayaan itu harus diraih dan diperjuangkan? Hidup memang penuh refleksi didalam pelaksanaannya. Jika tidak, kita mungkin akan menemui bebebrapa kegaringan yang mewarnai perjalanan mengarungi hidup ini. Mencoba merefleksi didalam memaknai kepercayaan. Bukan sesuatu yang asing dengan kata kepercayaan. Dalam memaknai diawal, saya beranggapan kepercayaan itu sesuatu bentuk tindakan yang dilakukan orang lain kepada kita. Ternyata itu lebih banyak berangkat dari tindakan kita sendiri, atas inisiatif, bentuk yang harus kita raih atau perjuangkan. Sehingga ada hal-hal yang diluar kendali kita terjadi misalkan disaat orang lain tidak memberi kepercayaan itu kepada kita, jangan berkecil hati, teruslah untuk berusaha untuk meraihnya. Dan tidak perlu dituntut kepada oranglain. Disaat kita melakukannya dengan benar, semoga kepercayaan itu mampu kita rasakan baik oleh diri kita ataupun dari orang lain. Kalo pun kita belum mampu merasakan kepercayaan itu tetaplah berikhtiar me...

Bertanam Jamur Growbox

Buka baglog tgl 19 maret 14 Belajar menjalani proses..bukan hasil .. kesabaran adl bagian dr proses .. Tumbuh jamur Naufal yang pertama 11 maret 2014 Satu hari sdh mekar lebih indah jamur aura cantiqa ^-^ 240314, sptnya sdh bs panen. Kondisi jamur per 6 april 2014, jamur merah kembali tumbuh yg ke 2 jamurnya tp kedua growbox putih milik Naufal Aulia Rasyad dan haikal masih melatih kesabaran kami tuk menunggu jamurnya tumbuh. " liat mas naufal... dek haikal... jamur dedek aura sdh tumbuh kembali... tau kenapa sayang ? Tanamanpun tau mana pemiliknya yg sayang sama dia... mana yg tdk... hehe.krn naufal blm sama sekali tertarik utk merawat jamurnya hanya dia mberi nama jamur... kalo haikal sdh mau, keduanya kesulitan utk menekan semprotan yg sdh satu paket dgn growboxnya. Dan kemaren naufal langsung mencari semprotan baru yg biasa dipake utk semprotan kispray utk penghalus dan pengharum pakaian. Dia langsung cuci... jangan pake itu yg sayang... coba cium baunya masih beras...

Akal Budi

Seperti biasa pada saat memulai pagi sebelum tenggelam akan satu rutinitas yang kita jalani untuk hari ini. Sejenak membaca satu tulisan CM dibawah ini  Anak-anak pun lulus sekolah, gembira karena terbebas dari beban, lega karena mereka sudah “menyelesaikan pendidikan”. Buku-buku pelajaran sekolah ditutup dan, seringkali, proses belajar juga dianggap berakhir. Mereka terjun bergelut dengan aneka pekerjaan praktis di masyarakat dan banyak yang akal budinya tetap kerdil dan gelap sampai akhir hayatnya.   – Saduran “Parents as Inspirers” yang ditulis oleh Charlotte Mason dalam The Parents’ Review Vol. 2 1891/1892 (30) Untuk didiskusikan: Apakah dirimu dulu juga (pernah) menganggap “lulus sekolah = pendidikan sudah selesai”? Benarkah orang-orang yang punya anggapan itu rentan “tetap kerdil dan gelap” akal budinya saat mereka terjun ke dunia kerja? Mengapa? *** Tulisan ini seakan menggelitikku apa yang telah terlewati seakan terangkat kembali. Ya disaat dulu kita sekolah, hal ...