Langsung ke konten utama

Puasa Minggu Kedua, Hari Ketiga dan Keempat


Setelah mengambil cuti selama 10 hari, tanggal 1 April mencoba kembali masuk kekantor walau bertujuan untuk membuat surat cuti yang sempat tertunda belum dibuat. Tetapi ternyata surat cuti telah dibuat tetapi belum bisa ditandatangani atasan karena beliau ternyata masih bolak-balik mengikuti gerak pimpinan šŸ˜‡

Melihat situasi dan kondisi terakhir dari keberangkatan menggunakan moda transportasi kereta api hingga sampai kekantor. Ternyata masih menyisakan perasaan tidak nyaman kedalam diri dan  suasananya juga belum nyaman dan kondusif dalam bekerja karena pendemi Covid-19. Dan akhirnya mempengaruhi sikap diri kita, membuyarkan kefokusan karena tidak bisa membuat jurnal puasa di hari ketiga kemaren. Dan baru bisa dikerjakan di pagi ini. Alhamdulillah kemaren selama di perjalanan dari rumah ke kantor berusaha menjaga akan kondisi dan amarah yang mungkin hadir.

Berangkat dan pulang dari rumah ke stasiun diantar suami. Sampai dirumah sempat bersinggungan sedikit dengan suami karena suami berharap saya langsung bersihkan diri ke kamar mandi sebelum melakukan apapun. Tetapi melihat tumpukan piring kotor rasanya ingin bergerak sendiri untuk membersihkan dan akhirnya keluar senjata untuk bertanya ke anak-anak, kenapa tidak dicuci? dengan nada sedikit marah terdengar dan akhirnya anak-anak bergerak untuk mencuci. Tetapi suami mengingatkan kembali untuk lanjut mandi šŸ˜¬šŸ˜‡

Ya Allah ternyata masih gagal puasa di hari ini dalam kondisi pendemi covid-19 šŸ˜¬

Semoga di hari ini ada kelanjutan kisah dan lebih mampu mengontrol marah/ngomel diri.

Badge untuk tanggal 1 April poin 1 : need improvement.

#PuasaMingguKedua
#Kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#30Maret-5April2020PuasaMinggukeII
#6-8April2020DeadlinePuasaMingguKedua
#1-2April2020
#PuasaHariKetiga&Keempat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepercayaan

Benarkah Kepercayaan itu harus diraih dan diperjuangkan? Hidup memang penuh refleksi didalam pelaksanaannya. Jika tidak, kita mungkin akan menemui bebebrapa kegaringan yang mewarnai perjalanan mengarungi hidup ini. Mencoba merefleksi didalam memaknai kepercayaan. Bukan sesuatu yang asing dengan kata kepercayaan. Dalam memaknai diawal, saya beranggapan kepercayaan itu sesuatu bentuk tindakan yang dilakukan orang lain kepada kita. Ternyata itu lebih banyak berangkat dari tindakan kita sendiri, atas inisiatif, bentuk yang harus kita raih atau perjuangkan. Sehingga ada hal-hal yang diluar kendali kita terjadi misalkan disaat orang lain tidak memberi kepercayaan itu kepada kita, jangan berkecil hati, teruslah untuk berusaha untuk meraihnya. Dan tidak perlu dituntut kepada oranglain. Disaat kita melakukannya dengan benar, semoga kepercayaan itu mampu kita rasakan baik oleh diri kita ataupun dari orang lain. Kalo pun kita belum mampu merasakan kepercayaan itu tetaplah berikhtiar me...

Bertanam Jamur Growbox

Buka baglog tgl 19 maret 14 Belajar menjalani proses..bukan hasil .. kesabaran adl bagian dr proses .. Tumbuh jamur Naufal yang pertama 11 maret 2014 Satu hari sdh mekar lebih indah jamur aura cantiqa ^-^ 240314, sptnya sdh bs panen. Kondisi jamur per 6 april 2014, jamur merah kembali tumbuh yg ke 2 jamurnya tp kedua growbox putih milik Naufal Aulia Rasyad dan haikal masih melatih kesabaran kami tuk menunggu jamurnya tumbuh. " liat mas naufal... dek haikal... jamur dedek aura sdh tumbuh kembali... tau kenapa sayang ? Tanamanpun tau mana pemiliknya yg sayang sama dia... mana yg tdk... hehe.krn naufal blm sama sekali tertarik utk merawat jamurnya hanya dia mberi nama jamur... kalo haikal sdh mau, keduanya kesulitan utk menekan semprotan yg sdh satu paket dgn growboxnya. Dan kemaren naufal langsung mencari semprotan baru yg biasa dipake utk semprotan kispray utk penghalus dan pengharum pakaian. Dia langsung cuci... jangan pake itu yg sayang... coba cium baunya masih beras...

Akal Budi

Seperti biasa pada saat memulai pagi sebelum tenggelam akan satu rutinitas yang kita jalani untuk hari ini. Sejenak membaca satu tulisan CM dibawah ini  Anak-anak pun lulus sekolah, gembira karena terbebas dari beban, lega karena mereka sudah ā€œmenyelesaikan pendidikanā€. Buku-buku pelajaran sekolah ditutup dan, seringkali, proses belajar juga dianggap berakhir. Mereka terjun bergelut dengan aneka pekerjaan praktis di masyarakat dan banyak yang akal budinya tetap kerdil dan gelap sampai akhir hayatnya.   ā€“ Saduran ā€œParents as Inspirersā€ yang ditulis oleh Charlotte Mason dalam The Parentsā€™ Review Vol. 2 1891/1892 (30) Untuk didiskusikan: Apakah dirimu dulu juga (pernah) menganggap ā€œlulus sekolah = pendidikan sudah selesaiā€? Benarkah orang-orang yang punya anggapan itu rentan ā€œtetap kerdil dan gelapā€ akal budinya saat mereka terjun ke dunia kerja? Mengapa? *** Tulisan ini seakan menggelitikku apa yang telah terlewati seakan terangkat kembali. Ya disaat dulu kita sekolah, hal ...