Langsung ke konten utama

Jurnal Minggu ke 3, Miliki Rencanamu

Alhamdulillah setelah libur pasca Idul Fitri, melanjutkan kembali kelas kupu-kupu di bunda cekatan dengan kembali membuat jurnal di minggu ke 3

Ada perubahan terkait jadwal menjadi 👇



Dari jadwal diatas, jadwal mentorship disesuaikan dengan Mentee atau sebagai Mentor. Jam sebagai mentor bergeser dari awalnya senin, rabu, jumat jam 15.30-16.00 WIB berubah menjadi Jumat dan Sabtu untuk waktunya fleksibel disesuaikan jadwal online masing-masing untuk bisa merespon. Begitupun sebagai mentee diwaktu bergeser awalnya senin, rabu dan jumat jam 08.00 - 08.30 WIB menjadi jumat dan sabtu dengan penyesuaian waktu sama fleksibel seperti pada saat menjadi Mentor.

Form yang digunakan sebagai alat bantu 👇




Susun Prioritas, Tujuan dan Rencanamu

Di minggu ketiga ini, setelah mendengarkan materi dan diskusi dari Bu Septi kita diminta untuk mencoba mengkaitkan kembali dari kelas telur, ulat, kepompong hingga saat ini di kelas kupu-kupu. Apakah ada saling keterkaitan diantara keempat kelas.

Flashback kebelakang sedikit. Dimana melihat kembali pada Mind Map yang telah dibuat dikelas telur.

Susun Skala Prioritas,

Dari Mind Map ada enam prioritas dengan urutan prioritas secara berurut, prioritas utama didahulukan diurutan pertama 👇

1. Good Teacher / Fasilitator Homeschooling
2. Komunikasi
3. Berbenah
4. Aksara
5. Manajemen Waktu
6. Smile, syukur dan Berkah.

Susun tujuan

* Bidang yang ingin saya tekuni sampai cekatan : menjadi fasilitator homeschooling bagi anak-anak.

Salahsatu materi akademis yang sedang dipelajari anak-anak Alquran dan Hadist.
Sehingga di program mentorship ini mencari Mentor terkait belajar hapalan Alquran bagi anak.

* Dalam 1-2 bulan kedepan saya sampai di titik ini : bisa membimbing anak-anak menghapal surat pendek dan surat dalam Alquran.

* Dalam 1-2 tahun kedepan saya sampai dititik ini : ada hapalan dari surah Alquran dan ada pemahaman Alquran yang mampu diterjemahkan anak-anak dengan cara mentadabur isi Alquran.

* Pada akhirnya nanti saya ingin sampai disini : Keluarga pencinta Alquran, memiliki anak-anak penghapal Alquran.

Miliki Rencana

Tujuan saya : Anak-anak cinta Alquran dengan menjadikan Alquran sebagai pedoman/panduan didalam kehidupannya dan memahami Alquran dengan sangat baik.

Langkah Saya :

1. Telah dibuat materi Alquran sebagai agenda belajar rutin anak-anak dalam menjalani proses belajar homeschooling.

2. Menghapal Alquran dimulai dari surah pertama Alquran.

3. Menterjemahkan arti surah Alquran

4. Tadabur isi Alquran

Deadline saya :

Jangka pendek : perminggu minimal 3 ayat.
Jangka panjang : seumur hidup.

Sharing dengan Mentor

Hari senin mencoba menanyakan kepada mentor Mba Himmah terkait kegiatan menghapal Alquran yang Mba Himmah lakukan bersama 3 putinya, untuk tahapan dan prosesnya.

Jawaban Mba Himmah :

Bismillah..untuk yang telah saya lakukan dirumah ya bun: 1. Sediakan waktu khusus untuk menghafal, kami jam 16.00-17.00 setiap hari. Sabtu Ahad libur. 2. Perdengarkan murottal surat yang sedang dihafal saat menjelang tidur malam. Jadi misal surat annas di ulang-ulang terus by murottal sampe anak ketiduran. 3. Membaca arti dari ayat yang akan di hafal. 4. Mengulang-ulang ayat yang dihafalkan.

Ada tiga pesan suara yang dikirimkan Mba Himmah bagaimana melatihkan dengan memberikan contoh surah yang dihapalkan.

Saya biasanya mengunakan kombinasi 5x pengulangan. Anaknya pun mengulang 5x. Klo belum lancar diulang lagi. 

Alhamdulillah mendapat bimbingan dan masukan dari Mentor, insya allah disesuaikan kembali.

#janganlupabahagia
#jurnalminggu3
#materi3
#kelaskupu-kupu
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
#6Juni2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepercayaan

Benarkah Kepercayaan itu harus diraih dan diperjuangkan? Hidup memang penuh refleksi didalam pelaksanaannya. Jika tidak, kita mungkin akan menemui bebebrapa kegaringan yang mewarnai perjalanan mengarungi hidup ini. Mencoba merefleksi didalam memaknai kepercayaan. Bukan sesuatu yang asing dengan kata kepercayaan. Dalam memaknai diawal, saya beranggapan kepercayaan itu sesuatu bentuk tindakan yang dilakukan orang lain kepada kita. Ternyata itu lebih banyak berangkat dari tindakan kita sendiri, atas inisiatif, bentuk yang harus kita raih atau perjuangkan. Sehingga ada hal-hal yang diluar kendali kita terjadi misalkan disaat orang lain tidak memberi kepercayaan itu kepada kita, jangan berkecil hati, teruslah untuk berusaha untuk meraihnya. Dan tidak perlu dituntut kepada oranglain. Disaat kita melakukannya dengan benar, semoga kepercayaan itu mampu kita rasakan baik oleh diri kita ataupun dari orang lain. Kalo pun kita belum mampu merasakan kepercayaan itu tetaplah berikhtiar me...

Bertanam Jamur Growbox

Buka baglog tgl 19 maret 14 Belajar menjalani proses..bukan hasil .. kesabaran adl bagian dr proses .. Tumbuh jamur Naufal yang pertama 11 maret 2014 Satu hari sdh mekar lebih indah jamur aura cantiqa ^-^ 240314, sptnya sdh bs panen. Kondisi jamur per 6 april 2014, jamur merah kembali tumbuh yg ke 2 jamurnya tp kedua growbox putih milik Naufal Aulia Rasyad dan haikal masih melatih kesabaran kami tuk menunggu jamurnya tumbuh. " liat mas naufal... dek haikal... jamur dedek aura sdh tumbuh kembali... tau kenapa sayang ? Tanamanpun tau mana pemiliknya yg sayang sama dia... mana yg tdk... hehe.krn naufal blm sama sekali tertarik utk merawat jamurnya hanya dia mberi nama jamur... kalo haikal sdh mau, keduanya kesulitan utk menekan semprotan yg sdh satu paket dgn growboxnya. Dan kemaren naufal langsung mencari semprotan baru yg biasa dipake utk semprotan kispray utk penghalus dan pengharum pakaian. Dia langsung cuci... jangan pake itu yg sayang... coba cium baunya masih beras...

Akal Budi

Seperti biasa pada saat memulai pagi sebelum tenggelam akan satu rutinitas yang kita jalani untuk hari ini. Sejenak membaca satu tulisan CM dibawah ini  Anak-anak pun lulus sekolah, gembira karena terbebas dari beban, lega karena mereka sudah “menyelesaikan pendidikan”. Buku-buku pelajaran sekolah ditutup dan, seringkali, proses belajar juga dianggap berakhir. Mereka terjun bergelut dengan aneka pekerjaan praktis di masyarakat dan banyak yang akal budinya tetap kerdil dan gelap sampai akhir hayatnya.   – Saduran “Parents as Inspirers” yang ditulis oleh Charlotte Mason dalam The Parents’ Review Vol. 2 1891/1892 (30) Untuk didiskusikan: Apakah dirimu dulu juga (pernah) menganggap “lulus sekolah = pendidikan sudah selesai”? Benarkah orang-orang yang punya anggapan itu rentan “tetap kerdil dan gelap” akal budinya saat mereka terjun ke dunia kerja? Mengapa? *** Tulisan ini seakan menggelitikku apa yang telah terlewati seakan terangkat kembali. Ya disaat dulu kita sekolah, hal ...