Langsung ke konten utama

Jurnal Minggu ke 6, Catat setiap Kemajuanmu


Di minggu ke 6 ini mencoba mencatat setiap kemajuan kita.

Sebelum mendengar penyampaian materi dari Ibu Septi, di minggu ke 6 ini rasanya suka dengan songs pembuka video materi Ibu Septi, berapa kali diulang. Bahagia melihat kupu-kupu bertebaran (tiba-tiba seperti merasa diri menjadi kupu-kupu cantik dengan aneka warna-warni 🦋

Membuat Peta
Mencari Ilmu 
Berubah 
Berdampak 

Sebagai alat bantu untuk mencatat setiap kemajuan dapat dilihat pada 2 gambar dibawah ini 👇



Melihat kembali Mind Map yang telah dibuat 👇


Di mentorship ini ingin cekatan menjadi fasilitator homeschooling anak-anak, dimana di program mentorship mengambil mentor terkait menghapal Alquran yang menjadi salahsatu materi belajar dalam proses homeschooling.

Jadi untuk kemajuan yang telah dilakukan sebagai fasilitator diantaranya :

Jumat : mengulang kembali 3 ayat pendek dan satu ayat surat Albaqarah.

Sabtu : menarasikan kelas home education vol 1 dengan metode CM untuk sesi ke 2.

Minggu : nature walk bersama anak-anak dan suami, yang merupakan salahsatu materi belajar anak-anak.

Senin : menyamakan kembali atau dikomunikasikan kembali dengan suami terkait tujuan dan materi belajar anak-anak.

Selasa : Persiapan perubahan belajar dengan tanpa suami selama 3 bulan karena bekerja di mataram.

Gambaran diri dari Mantee, Mba Dwi 👇
Mba Weni ini ibarat kendi berisi air.
Punya banyak pengalaman, ilmu (terutama ttg penulisan quote) dan selalu siap berbagi pengetahuan. Selalu memberikan masukan, penyegaran, dan motivasi yang menyemangati, mba 😘
Yup, seperti kendi yg berisi air..tampilannya sederhana tp bermanfaat. selalu siap menyegarkan & menghilangkan dahaga.

Gambaran diri dari Mentor, Mba Himmah 👇
Siang bun. Saya hadiahkan sebuah bunga edelweiss buat bunda.
Kenapa bunga edelweiss? Karena saya yakin dan saya berharap bunda akan tetap teguh melangkah menjalankan program bunda. Sebesar apapun tantangan yang akan dihadapi.
Seperti edelweiss yang tetap bertahan tumbuh sekalipun di tanah yang tandus.


Aliran rasa Minggu ke 6 :

Alhamdulillah telah memasuki minggu ke 6 di kelas kupu-kupu ini. Walau masih mencoba mengkaitkan atau meruntutkan benang merahnya atau dihubungkan dari awal hingga akhir. Dari mulai tahap telur, ulat, kepompong hingga kupu-kupu ini.

Berusaha mengambil ilmunya, mencoba dimengerti dan dipahami, agar bisa di ikhtiarkan kembali atau masih bisa terus dilanjutkan pasca kelas bunda cekatan ini selesai. Insya Allah.

Di minggu ke 6 ini kita belajar membuat target sukses perhari untuk dituliskan dan diwujudkan. Dan memberi analogi perasaan/tindakan kita dalam bentuk gambar/simbol agar mampu memotivasi diri untuk penggambaran kemajuan kita dalam satu keterampilan/satu ilmu/satu bidang yang ingin kita harapkan. Hingga akhirnya kita dapat cekatan pada keterampilan/ilmu/bidang tersebut.

Testimoni dari Suami :

Komunikasi dipertahankan.....Ojo median😀 
Apakah publish di FB itu output?
Karya anak adalah output.
Output standar ayah, orang lain yang memberikan ... penilaian dan rewardnya.

Awalnya belum memgerti apa yang dimaksud suami median 😇🤭😁
Minta penjelasan kembali, ternyata dalam hal komunikasi menjadi baik hanya pada saat ada maksud/tujuan/maunya yang akan dituju😂

Dan tambahan lain coba yang disampaikan ke orang lain melalui media online baik itu FB atau IG bukan perkegiatan, tetapi lebih atau dalam hal materinya apa. Untuk kegiatan dilanjut dibuat jurnalnya saja. Akan lebih baik jelas outputnya selesai, bikin A outputnya B selesai, bikin C outputnya D selesai dan seterusnya.

Terima kasih ya untuk masukannya, semoga bisa terus berefleksi untuk memperbaiki kembali kearah yang lebih baik, jelas dan terarah.

#janganlupabahagia
#jurnalminggu6
#materi6
#kelaskupu-kupu
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional
#27Juni2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepercayaan

Benarkah Kepercayaan itu harus diraih dan diperjuangkan? Hidup memang penuh refleksi didalam pelaksanaannya. Jika tidak, kita mungkin akan menemui bebebrapa kegaringan yang mewarnai perjalanan mengarungi hidup ini. Mencoba merefleksi didalam memaknai kepercayaan. Bukan sesuatu yang asing dengan kata kepercayaan. Dalam memaknai diawal, saya beranggapan kepercayaan itu sesuatu bentuk tindakan yang dilakukan orang lain kepada kita. Ternyata itu lebih banyak berangkat dari tindakan kita sendiri, atas inisiatif, bentuk yang harus kita raih atau perjuangkan. Sehingga ada hal-hal yang diluar kendali kita terjadi misalkan disaat orang lain tidak memberi kepercayaan itu kepada kita, jangan berkecil hati, teruslah untuk berusaha untuk meraihnya. Dan tidak perlu dituntut kepada oranglain. Disaat kita melakukannya dengan benar, semoga kepercayaan itu mampu kita rasakan baik oleh diri kita ataupun dari orang lain. Kalo pun kita belum mampu merasakan kepercayaan itu tetaplah berikhtiar me...

Bertanam Jamur Growbox

Buka baglog tgl 19 maret 14 Belajar menjalani proses..bukan hasil .. kesabaran adl bagian dr proses .. Tumbuh jamur Naufal yang pertama 11 maret 2014 Satu hari sdh mekar lebih indah jamur aura cantiqa ^-^ 240314, sptnya sdh bs panen. Kondisi jamur per 6 april 2014, jamur merah kembali tumbuh yg ke 2 jamurnya tp kedua growbox putih milik Naufal Aulia Rasyad dan haikal masih melatih kesabaran kami tuk menunggu jamurnya tumbuh. " liat mas naufal... dek haikal... jamur dedek aura sdh tumbuh kembali... tau kenapa sayang ? Tanamanpun tau mana pemiliknya yg sayang sama dia... mana yg tdk... hehe.krn naufal blm sama sekali tertarik utk merawat jamurnya hanya dia mberi nama jamur... kalo haikal sdh mau, keduanya kesulitan utk menekan semprotan yg sdh satu paket dgn growboxnya. Dan kemaren naufal langsung mencari semprotan baru yg biasa dipake utk semprotan kispray utk penghalus dan pengharum pakaian. Dia langsung cuci... jangan pake itu yg sayang... coba cium baunya masih beras...

Akal Budi

Seperti biasa pada saat memulai pagi sebelum tenggelam akan satu rutinitas yang kita jalani untuk hari ini. Sejenak membaca satu tulisan CM dibawah ini  Anak-anak pun lulus sekolah, gembira karena terbebas dari beban, lega karena mereka sudah “menyelesaikan pendidikan”. Buku-buku pelajaran sekolah ditutup dan, seringkali, proses belajar juga dianggap berakhir. Mereka terjun bergelut dengan aneka pekerjaan praktis di masyarakat dan banyak yang akal budinya tetap kerdil dan gelap sampai akhir hayatnya.   – Saduran “Parents as Inspirers” yang ditulis oleh Charlotte Mason dalam The Parents’ Review Vol. 2 1891/1892 (30) Untuk didiskusikan: Apakah dirimu dulu juga (pernah) menganggap “lulus sekolah = pendidikan sudah selesai”? Benarkah orang-orang yang punya anggapan itu rentan “tetap kerdil dan gelap” akal budinya saat mereka terjun ke dunia kerja? Mengapa? *** Tulisan ini seakan menggelitikku apa yang telah terlewati seakan terangkat kembali. Ya disaat dulu kita sekolah, hal ...