Langsung ke konten utama

Kepercayaan


Benarkah Kepercayaan itu harus diraih dan diperjuangkan?

Hidup memang penuh refleksi didalam pelaksanaannya. Jika tidak, kita mungkin akan menemui bebebrapa kegaringan yang mewarnai perjalanan mengarungi hidup ini. Mencoba merefleksi didalam memaknai kepercayaan.

Bukan sesuatu yang asing dengan kata kepercayaan. Dalam memaknai diawal, saya beranggapan kepercayaan itu sesuatu bentuk tindakan yang dilakukan orang lain kepada kita. Ternyata itu lebih banyak berangkat dari tindakan kita sendiri, atas inisiatif, bentuk yang harus kita raih atau perjuangkan. Sehingga ada hal-hal yang diluar kendali kita terjadi misalkan disaat orang lain tidak memberi kepercayaan itu kepada kita, jangan berkecil hati, teruslah untuk berusaha untuk meraihnya. Dan tidak perlu dituntut kepada oranglain. Disaat kita melakukannya dengan benar, semoga kepercayaan itu mampu kita rasakan baik oleh diri kita ataupun dari orang lain. Kalo pun kita belum mampu merasakan kepercayaan itu tetaplah berikhtiar melakukan yang terbaik.

Pernahkah di masa kecil hingga kondisi dewasa kita pernah mengalami ketidakpercayaan orang lain kepada kita, mungkin bisa terjadi pada pasangan, kawan atau sahabat di lingkungan keluarga kita, lingkungan kerja ataupun pada saat kita berinteraksi dengan orang lain. Ada tuntutan atau ucapan kita yang seakan meminta atau secara pribadi, kita mengeluhkan atas sikap orangtua kita atau orang lain disekitar kita. Jadi semacam tuntutan yang kita ingin kita harapkan dari orangtua. Sebagai contoh, kita berpikir kepada orangtua kita. "Sampai kapan, mereka tidak memberikan kepercayaan kepada kita anaknya?" Atau kondisi kepada atasan kita, "Atasanku itu percayanya sama dia, bukan kepada saya." Kondisi selanjutnya kita terus dan terus menuntutnya, hingga berpengaruh secara psikis/kejiwaan kita atas kondisi ini.

Bagaimana menyingkapinya?

Kalo kita tidak belajar merubah sikap kita, kondisi ini dapat terus berkecamuk hingga menimbulkan konflik disana-sini. Bagai lingkaran yang berjalan dan berputar seakan mencari ujungnya. Hingga akhirnya kita perlu menggeser mindset bahwa "Kepercayaan itu bukan diberikan tetapi diraih dan diperjuangkan." Coba belajar secara perlahan perbaiki sikap, ucapan kita kepada orang lain, hingga akhirnya kita mampu menangkap pesan dari apa yang ditunjukan orang lain kepada kita. Dan perlahan kepercayaan itu mulai hadir tanpa kita menuntutkan hal itu secara pribadi kepada orang lain. Secara otomatis semua itu dapat mempengaruhi hubungan kita menjadi lebih baik dengan orang lain.

Ternyata benar kepercayaan itu diraih dan diperjuangkan. Cepat atau lambat disaat kita berikhtiar melakukannya, tanpa dituntut pun itu akan mampu kita rasakan.

Untuk bertumbuh, kita memerlukan ide orang lain agar mampu bertemu dengan pikiran kita agar lebih mampu berpikir kembali menghidupkan langkah dan pikiran kita.

#refleksikecil #11Juni2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mastermind & False Celebration

Setelah melewati libur tahun baru ternyata masih ada satu review terakhir dengan tema Mastermind & False Celebration. Walau dalam kondisi diawal tahun 2022 menemani ibu di rumah sakit, setelah mendengarkan materi dari Mantika ada beberapa template yang harus dikerjakan sebagai bentuk self assesment bagi kelanjutan project yang telah dikerjakan selama kelas bunda shalihah dikampus ibu pembaharu. Lima template yang di buat diantaranya 👇 Self Assesment   1. Apa yang sudah baik yang selama ini sudah dikerjakan? * Ada spirit yang terbangun. * Belajar memiliki smart goal dalam mengerjakan project tim. * Keterbukaan dan mendengar masukan dari tim. * Menjalankan tahapan milestone yang sudah tersusun. 2. Apa moment-moment berharga saat bersama tim? Semua moment bersama tim pada hakikatnya menjadi pengalaman belajar yang indah dan menyenangkan karena kami berusaha untuk terus bertumbuh baik bagi diri, anggota tim dan keluarga kami. Tetapi poin yang tertangkap diantaranya dibawah ini: * ...

ApresiAksi

Di materi ke 7, kita masuk terkait apresiAksi yang menjadi salahsatu cara yang digunakan untuk membuat project atau gagasan inovasi sosial kita berkelanjutan. Di apresiAksi ini kita melakukan apresiasi, evaluasi, monitoring dan memutuskan untuk langkah berikutnya. Ada beberapa bahasan di materi ke 7 ini diataranya terkait : I.  Social Impact     Kita belajar untuk menganalisa dengan melihat bagaimana aksi yang sudah kita jalankan ini berdampak secara sosial atau tidak? Dampak disini terhadap manusia dan lingkungan tempat dimana aksi telah kita jalankan. Apa yang menjadi fokus dan hasil positif dari aksi kita. Hasil dari diskusi di tim disepakati seperti tersebut pada template dibawah ini 👇                   Kenapa analisa dampak sosial ini menjadi sesuatu yang penting dari penjelasan yang tersebut pada template diatas diantaranya kita mendapatkan hal-hal sebagai berikut : * Dampak langsung dan tidak langsung. Yang menjadi...

Kelas Berbenah Sadis batch 5

Pada saat akan mengikuti kelas ini sempat penasaran dengan istilah berbenah sadis, dan bertanya terlebih dahulu dengan penggagas grup KonMari Indonesia, Mba Rika Subana, apa saja materi yang diberikan dikelas. Karena sebelumnya pernah ikut kelas Konmari dengan pihak pelaksana kelas onlinenya berbeda. Sebelum memulai kelas, saya sedang melakukan aktivitas berbenah kembali seperti tidying festival yang pernah dilakukan sebelumnya karena kebetulan mendapat kiriman harta karun dari orangtua berupa mainan di waktu anak pertama masa kecil. Alhamdulillah dapat satu plastik besar mainan + satu plastik pakaian kami, alhamdulillah ada orang yang Allah pilihkan singgah di rumah kami. Ternyata semesta kembali mendukung lihat kembali kelas berbenah sadis ini dan dapat uraian dari mba Rika mengenai kelas ini yang salahsatu materinya terkait konmari dan minimalis. Ada dua buku yang menjadi pegangan untuk mengikuti kelas berbenah sadis yaitu buku berbenah Marie Kondo dan buku Fumio Sasaki. ...