Kegiatan menulis sudah kita ketahui dan kenali sejak kita masih anak-anak. Kita mengenal kegiatan mengarang dimasa sekolah kita dulu. Lanjut menuliskan curhatan atau kegalauan melalui diary. Memulis puisi disaat ada emosi yang dirasa kedalam diri. Hingga akhirnya beranjak di usia dewasa dan memiliki anak, baru terasa bahwa kegiatan menulis ini sesuatu yang menarik bagi saya. Walau membaca sudah menjadi kegiatan yang menyenangkan dan saya sukai dari masa muda, ternyata menulis masih terus menghantui dan menjadi momok yang sulit saya bongkar.
Jujurnya hingga saat ini masih terus berefleksi dan masih mempertanyakan terkait kegiatan menulis ini. Kenapa ini bisa begitu lama saya rasakan?
Adakah yang salah dari kegiatan menulis ini? Hingga menjadi kegiatan yang sampai sekarang dirasakan menyulitkan bagi seorang anak, remaja ataupun dewasa. Seakan semua menjadi momok bagi kita semua.
Cara mengajar sangat memberi pengaruh yang cukup kuat melekat di benak saya. Menulis menjadi pekerjaan yang memberatkan dan membutuhkan energi yang cukup besar bagi diri kita.
Apa yang tergambar disaat kita membuat tulisan?
Seringkali sebelum kita memulai menulis, banyak kekhawatiran dan ketakutan yang kita rasakan. Beberapa mental block yang menghalangi diri kita sebelum kita memulai menulis.
Bisa kah aku menulis? Aku tidak mempunyai kemampuan untuk menulis? Apa yang harus aku tulis? Aku bukan seorang penulis? Teknik menulispun belum aku kuasai?
Beberapa pertanyaan ini seakan menghantui diri kita hingga akhirnya semua mental block diatas membuat langkah kita terhenti untuk melanjutkan kegiatan menulis kita.
Coba lebih rileks dalam menyingkapi akan kegiatan menulis ini. Pada hakekatnya setiap manusia bisa melakukan kegiatan menulis ini. Disaat mental block mungkin singgah dan hadir diawal kita akan menulis, coba lepaskan semuanya. Mulai lakukan free writing.
Tuliskan apapun yang ingin kamu tulis. Mulai dari apa yang bisa dan terjangkau didalam keseharian kita. Bisa ala biasa. Biasakan dan latih diri untuk terus mencobanya. Menulis, menulis dan menulis lagi hingga menulis menjadi habit bagi diri kita.
Pada saat menjalani proses homeschooling bagi anak-anak, membaca dan menulis menjadi PR pertama yang kembali diikhtiarkan agar mampu memberi manfaat bagi diri dan keluarga. Ada keinginan yang hadir akan kemampuan literasi ini bagi diri dan juga bagi anak-anak. Ada bentuk teladan yang harus terikhtiarkan. Bagaimana berharap anak-anak menyukai kegiatan membaca dan menulis, kalo sebagai seorang ibu pun kita tidak mampu memberi contoh terkait kegiatan ini? hingga akhirnya memberanikan diri learning by doing. Menghadirkan ruang perpustakaan mini dirumah untuk keluarga dan mencoba mengikuti beberapa event menulis hingga akhirnya merasakan beberapa buku antologi akhirnya bisa hadir.
Menulis mampu memberi ruang bagi diri untuk berekspresi, sebagai media refleksi, mampu menjadi healing bagi diri atas endapan emosi yang kita rasakan. Mampu menjadi ruang berbagi kebaikan bagi orang lain.
Narasi
Saat ini pun setelah kami mempelajari metode pendidikan CM, kami mengenal istilah narasi. Dimana teknis pelaksanaan kurikulum CM adalah dengan cara narasi dan prinsip sekali baca. Ada dua pembagian jenis narasi, ada narasi lisan juga ada narasi tertulis.
Suatu ilmu belum menjadi milik kita disaat kita belum mampu menarasikannya baik secara lisan ataupun tertulis (dengan menuliskannya).
Narasi dalam metode CM, sebelum anak-anak menarasi secara tertulis, tahapan yang harus dilewati adalah narasi lisan terlebih dahulu. Anak dibacakan satu kali living books, tidak ada pengulangan yang dilakukan, anak belajar fokus untuk mendengar dan diminta menarasikannya. Semua dilakukan secara bertahap melihat kemampuan anak didalam menarasikannya. Jika baru bisa satu paragraf tidak masalah, terus dilatihkan hingga ada peningkatan akan kemampuan narasinya.
Dari proses narasi ini, merasa ada tahapan yang berbeda dari pengalaman belajar kami sebagai orangtua. Seperti ada tahapan yang salah atau belum pas hingga akhirnya kemampuan literasi kami masih jauh dari apa yang kami harapkan.
Nantikan tulisan berikutnya ya 😁
Hehehe sy seperti ditegur nih. Ma kasih mbak ini jadi inspirasi sy 😊🙏
BalasHapusTerima kasih untuk singgah mba 🙏
Hapus