Langsung ke konten utama

Ketika Rena Menulis

Sebut saja namanya Rena. Tanpa sadar Ia telah menyimpan luka batin yang telah lama tersimpan sejak kecil hingga kini dewasa. Tibalah saatnya Ia berumah tangga dan memiliki anak. Seringkali terjadi gesekan/gejolak emosi yang tiba-tiba hadir disaat mendapati kondisi atau situasi yang tidak sesuai harapan, tiba-tiba emosi Rena meledak. Ada kesenjangan komunikasi di masa kecilnya bersama orangtuanya. Kemarahan dan pola asuh yang dirasakan tidak nyaman bersama orangtuanya hingga konflik-konflik yang tidak mampu terselesaikan dan terus dibawanya kini.

Rena memutuskan untuk menuliskan semua gejolak emosinya. Ia berjuang untuk melakukan self healing. yang Ia tahu adalah Self Healing dapat membawanya pada proses penyembuhan diri dari luka batin yang mengendap atau melekat kuat kedalam diri. Saat seseorang menyimpan luka batin yang mengganggu emosinya, self healing berguna untuk menyelesaikan unfinished bussines yang berakibat pada kelelahan emosi seseorang. 

Diawal melakukannya self healing, Rena mengalunkan beberapa musik instrumental dengan volume rendah, dan menuliskan semua beban yang dirasakannya melalui tulisan hingga tanpa terasa airmata tidak mampu tertahan keluar. Rena meluapkan semua emosi marah yang dirasakannya. Karena endapan atau sampah telah cukup lama bertahan kedalam dirinya. Rena membutuhkan penyaluran secara bertahap dan diulangi kembali.

Pelan-pelan, secara bertahap proses self healing with writing dilakukan. Kemarahan sedikit demi sedikit mampu ternetralkan kembali. Endapan mampu tersalurkan. Dari hanya menuliskan secara tidak terstruktur hingga akhirnya satu quotes mampu dibuatnya. Dan terus berlanjut hadirlah beberapa puisi dan tulisan pendek sebagai bentuk self healing yang dilakukannya.

pada suatu saat, kadang Ia mampu mengontrol emosinya, pada kondisi lain Rena merasa kewalahan, maka Rena akan mencobanya mengungkapkan kegelisahannya dengan menguraikan melalui tulisan kembali. 

Dari menulis, Rena belajar mengurai segala benang kusut yang hadir di kehidupannya hingga akhirnya secara bertahap kontrol akan emosinya mampu terkendali dengan lebih baik.

Melalui menulis, Rena belajar menyelesaikan dan mengolah sampah emosi dirinya. Ia menulis saat ia ingin mengungkapkan emosi yang tidak mampu tertangani. Cepat atau lambat, sampah itu akan berpengaruh atas keseimbangan dirinya baik fisik maupun psikis.

Ternyata self healing with writing mampu dilakukan kapan saja, cocok baginya dan mampu mengelola tekanan emosionalnya selama ini.

Menulis adalah kegiatan reflektif Rena. ketika menulis, Ia bertanya kedalam diri, merefleksi akan setiap keadaan yang dialaminya agar keseimbangan dirinya terjaga. 

Dengan satu keyakinan, bertumbuhnya jiwa bukan semata-mata tercukupinya asupan makanan bukan hanya ke fisik/tubuh kita tetapi jiwa/pikiranpun perlu bertumbuh dengan asupan/ide yang kita peroleh melalui bacaan yang menghidupkan jiwa dan benak kita sebagai manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mastermind & False Celebration

Setelah melewati libur tahun baru ternyata masih ada satu review terakhir dengan tema Mastermind & False Celebration. Walau dalam kondisi diawal tahun 2022 menemani ibu di rumah sakit, setelah mendengarkan materi dari Mantika ada beberapa template yang harus dikerjakan sebagai bentuk self assesment bagi kelanjutan project yang telah dikerjakan selama kelas bunda shalihah dikampus ibu pembaharu. Lima template yang di buat diantaranya 👇 Self Assesment   1. Apa yang sudah baik yang selama ini sudah dikerjakan? * Ada spirit yang terbangun. * Belajar memiliki smart goal dalam mengerjakan project tim. * Keterbukaan dan mendengar masukan dari tim. * Menjalankan tahapan milestone yang sudah tersusun. 2. Apa moment-moment berharga saat bersama tim? Semua moment bersama tim pada hakikatnya menjadi pengalaman belajar yang indah dan menyenangkan karena kami berusaha untuk terus bertumbuh baik bagi diri, anggota tim dan keluarga kami. Tetapi poin yang tertangkap diantaranya dibawah ini: * ...

ApresiAksi

Di materi ke 7, kita masuk terkait apresiAksi yang menjadi salahsatu cara yang digunakan untuk membuat project atau gagasan inovasi sosial kita berkelanjutan. Di apresiAksi ini kita melakukan apresiasi, evaluasi, monitoring dan memutuskan untuk langkah berikutnya. Ada beberapa bahasan di materi ke 7 ini diataranya terkait : I.  Social Impact     Kita belajar untuk menganalisa dengan melihat bagaimana aksi yang sudah kita jalankan ini berdampak secara sosial atau tidak? Dampak disini terhadap manusia dan lingkungan tempat dimana aksi telah kita jalankan. Apa yang menjadi fokus dan hasil positif dari aksi kita. Hasil dari diskusi di tim disepakati seperti tersebut pada template dibawah ini 👇                   Kenapa analisa dampak sosial ini menjadi sesuatu yang penting dari penjelasan yang tersebut pada template diatas diantaranya kita mendapatkan hal-hal sebagai berikut : * Dampak langsung dan tidak langsung. Yang menjadi...

Kelas Berbenah Sadis batch 5

Pada saat akan mengikuti kelas ini sempat penasaran dengan istilah berbenah sadis, dan bertanya terlebih dahulu dengan penggagas grup KonMari Indonesia, Mba Rika Subana, apa saja materi yang diberikan dikelas. Karena sebelumnya pernah ikut kelas Konmari dengan pihak pelaksana kelas onlinenya berbeda. Sebelum memulai kelas, saya sedang melakukan aktivitas berbenah kembali seperti tidying festival yang pernah dilakukan sebelumnya karena kebetulan mendapat kiriman harta karun dari orangtua berupa mainan di waktu anak pertama masa kecil. Alhamdulillah dapat satu plastik besar mainan + satu plastik pakaian kami, alhamdulillah ada orang yang Allah pilihkan singgah di rumah kami. Ternyata semesta kembali mendukung lihat kembali kelas berbenah sadis ini dan dapat uraian dari mba Rika mengenai kelas ini yang salahsatu materinya terkait konmari dan minimalis. Ada dua buku yang menjadi pegangan untuk mengikuti kelas berbenah sadis yaitu buku berbenah Marie Kondo dan buku Fumio Sasaki. ...