Dari dua tulisan yang di share di grup KMB, setelah di baca dan direnungkan kembali mengingatkanku akan arti merdeka dan jujur pada diri.
Ditulisan pertama, tersirat bahwa ketidakmampuan mengakui satu permasalahan yang terjadi ke dalam diri, yang keluar merasa semua baik-baik saja tetapi ternyata kebohongan hadir di dalam diri.
Sedang ditulisan kedua, mengambil sudut yang berbeda tetapi memiliki pengertian yang hampir sama. Seringkali kita banyak menemui orang-orang yang hidup dalam bayang-bayang orang lain. Seakan tidak percaya menjadi diri sendiri tetapi bahagia mengambil baju orang lain.
Siapapun apalagi dalam situasi dan kondisi saat ini sangat mungkin berada dalam keadaan seperti tersebut diatas bagai terjadi kegamangan diri. Banyak kita temui contoh-contoh kejadian atau orang-orang di sekitar kita berada dalam kondisi tersebut.
Kondisi dimana sebagai manusia seringkali berada pada tuntutan yang memaksa diri untuk terlihat kuat/mampu/bisa dan berharap lebih akan bentuk pengakuan dari orang lain sebagai penguatan ke dalam diri. Aneka permasalahan, benturan, perjalanan hidup yang akhirnya menjadi harap atau bentuk kebutuhan akan penguatan diri dari orang-orang di sekitar diri.Tetapi benarkah ini mampu membuat diri keluar dari masalah? Atau ini hanya bentuk sikap perlawanan atau cara diri untuk mampu bertahan akan satu masalah yang terjadi ke dalam diri? Sampai kapan kondisi ini mampu memberi pertahanan ke dalam diri?
Ada kejujuran yang ingin tersampaikan tapi cara atau ekspresi yang terpancar justru seolah-olah semua baik atau mampu terlewati, walau nyatanya tidak. Justru seringkali memberi feedback kedalam diri akan kerapuhan diri, ketidakjujuran hingga keterpurukan hingga akhirnya ketidakmampuan hadir dalam batas-batas yang tidak kuat tertopang dalam langkah berikutnya yang akan dijalaninya.
Dari kisah diatas seakan kita diingatkan arti kejujuran mengakui satu permasalahan jauh lebih menyehatkan diri serta langkah kita. Kebahagiaan akan selalu lahir atau terpancar dari dalam diri kita. Ada harga yang harus kau bayar pada saat diri tidak mampu mengambil peran bagi diri kita sendiri ibarat mencari kebahagiaan semu dengan cara menjadi diri orang lain, hidup dalam bayang-bayang orang lain, selalu berharap pengakuan dari orang-orang disekitar diri kita.
Kedewasaan akan selalu lahir pada saat diri mampu jujur atas setiap rasa, asa dan dalam setiap langkah yang akan kita jalani.
#PresensiBulanDesember2020
Komentar
Posting Komentar