Setahun akan terlalui sudah di tahun 2020. Menuliskan satu catatan panjang selama setahun bukanlah perkara yang mudah. Setidaknya kita perlu belajar berpikir jernih, melihat kembali satu persatu proses atau kejadian yang telah terlalui selama satu tahun. Tidak semua pengalaman, cerita, perjalanan memberi nilai, kenangan ataupun menjadi proses belajar atau bertumbuh ke dalam diri.
Ada pencapaian, ada keinginan, ada harapan, tindakan dan sikap yang memberi kekuatan ke dalam diri, ada juga sebatas kita menjalaninya saja.
Di akhir tahun lalu dan di awal tahun mencoba belajar merefleksi bersama anak-anak atas apa yang telah dilakukan bersama anak-anak, pengalaman belajar apa yang meΕeka sukai dan mereka rasakan benar-benar membuat mereka senang.
Begitupun apa rencana anak-anak, rencana saya dan keinginan keluarga kami di tahun 2020. Walau masih sebatas pengenalan sebagai proses belajar buat anak-anak terkait evaluasi dan rencana diri.
Tahun 2020 menjadi tahun prihatin bagi kita semua karena kondisi covid yang terhadirkan dari-Nya. Kondisi dimana kita harus mampu berbesar hati untuk menerima akan satu situasi tersulit atau terjelek jika Allah takdirkan akan apapun yang menjadi ketentuan-Nya. Banyak pengalaman, banyak cerita hadir bagi saudara, teman, keluarga yang terpapar covid ini. Semua memberi pengalaman belajar yang memberi dampak atau memberi nilai yang sangat besar buat Diri bahwa hidup adalah benar-benar menjadi Milik-Nya semata. Allah tunjukkan semua Kuasa-Nya bahwa ini menjadi catatan penting dari-Nya bahwa sehatmu menjadi sebab bagi orang lain begitupun sakitmu akan mampu memberi pelajaran buat sekelilingmu. Pada saat kau abaikan hal ini, sama artinya kau tidak mampu peduli akan kesehatan bagi sekelilingmu.
Bersyukur Allah masih beri kesempatan di tahun ini untuk mampu melanjutkan satu proses berbenah yang telah diniatkan dan berjalan di tahun-tahun sebelumnya. Dengan kondisi covid masih diberi kesempatan untuk meneruskan niat berbagi untuk sesama dengan mengeluarkan beberapa barang-barang yang berlebih dirumah kami seperti buku, pakaian anak dan dewasa, mainan anak, aneka pernak-pernak yang tertimbun di rumah orangtua saya. Tuhan begitu baik dan sayang pada kami, masih membuka pintu kemudahan dengan mengirim beberapa orang yang berkesempatan menerima apa yang kami niatkan untuk kami donasikan. Bahagia yang tidak mampu kami gambarkan tetapi mampu kami rasakan kehadirannya. Seakan air mata bahagia ini saya harapkan akan dapat terus kami ikhtiarkan kembali dan rutinkan terjadi di dalam kehidupan kami.
Untuk tahun ini menjadi catatan penting bagi saya untuk akhirnya menetapkan satu metode pendidikan homeschooling yang dijalankan dua anak kami, putra tengah dan putri bungsu kami. Ada perjalanan panjang hingga akhirnya kami harus mengambil pilihan ini. Sudah lama sebenarnya kami mengenal Charlotte Mason (CM) tetapi kami harus belajar untuk mencicipi beberapa metode homeschooling lain untuk benar-benar merasa jatuh cinta akan filosofi CM. Ada refleksi yang mampu menggerakkan kami dan menganggukkan kami atas setiap pemikiran CM dan rasakan memberi penguatan akan langkah kedepan menjadi lebih segar, lebih termotivasi dan menumbuhkan bentuk kepercayaan diri yang besar untuk menjadi teman seperjalanan dan bertumbuh bagi anak-anak.
Ada tahapan belajar kembali harus saya alami di akhir bulan juni tahun 2020, tidak terasa akan berjalan mendekati setengah tahun. Kami harus mengikhlaskan kondisi LDM bersama suami. Ada banyak perubahan terjadi, alhamdulillah anak-anak sudah siap ditinggal dirumah baik di saat weekday bundanya bekerja dan disaat yang sama ayahnya tidak mendampingi hadir penuh di waktu keseharian mereka.
Keputusan yang sebenarnya sama-sama tidak kami rencanakan tetapi ternyata Tuhan mentakdirkan kondisi ini buat keluarga kami. Entahlah kenapa kondisi ini terjadi buat kami, tetapi sepertinya Tuhan telah memberi pengalaman belajar yang tidak sedikit akan keadaan covid ini, rasanya tidak layak kepergian atau kondisi LDM ini harus kami keluhkan. Ini tidaklah besar bila dibandingkan orang-orang yang Tuhan uji dengan kondisi sakit covid atau akibat yang mengikuti akan kondisi selanjutnya terkait covid.
Alhamdulillah ... ternyata kami belajar bahwa kejauhan justru kami merasakan kedekatan yang lebih dan mampu kami ciptakan bahagia itu. Komunikasi anak-anak dengan ayahnya pun, saya rasakan justru terjadi kemelakatan diantara ayah dengan anak-anak. Dan walau terkadang hanya sebulan atau dua bulan kami bisa berkumpul bersama, itu pun hanya 3 atau 4 hari serasa begitu berharga dan kami benar-benar ciptakan suasana kedekatan itu.
Satu penguat kami adalah semoga apa yang suami ikhtiarkan dekat dengan surga seorang ibu akan mampu memberi banyak doa terbaik bagi anak-anak kami. Kami sama-sama berharap, apa yang ayahnya contohkan mampu menembus pintu dan barokah dari-Nya bagi anak-anak kami. Insya Allah.
Kami tidak pernah tahu kapan atau sampai kapan kondisi ini Allah takdirkan bagi keluarga kami. Sedih iya, merasa ada sesuatu yang kurang iya, ada pondasi bersama yang sudah coba dibangun serasa kembali buyar itupun tidak spontan mampu diterima dengan lapang dada dalam sekejap. Semua butuh waktu, butuh proses, ada kemarahan yang coba dinetralisir dan diterima, walau terkadang sesekali itu pun sulit untuk tak mampu terluapkan. Dan itu yang butuh waktu untuk saling memahami jika terjadi kondisi tersebut terjadi di salahsatu di antara kami sebagai pasangan.
Membesarkan anak-anak seorang diri bukanlah sesuatu yang mudah, walau dalam nyatanya ayahnya tetap ada atau hadir dalam kejauhan, tapi tentu semua tetap beda. Kalo kita masih menganggap atau seolah-olah menyamakan saja mungkin ini hanya cara kami belajar menerima kondisi ini, atau kami menekan rasa kami agar semua dapat berjalan dengan bahagia untuk semua.
Semoga ini dapat menjadi perjalanan yang indah dan jika akhirnya Allah sudahi kondisi ini kami sama-sama mampu belajar akan kondisi ini. Biarlah kami tetap menutup akhir tahun dengan tetap berharap hanya kepada-Nya akan apapun menjadi Kehendak terbaik bagi Diri, dan keluarga. Ijinkan kami tetap mampu bersyukur dan menikmati bahagia akan kondisi apapun Dia takdirkan bagi kami. Semoga Allah bukakan banyak mimpi indah bagi diri, anak-anak dan kekokohan cinta-Nya dapat menjadi penopang dan kekuatan kami dalam melangkah.
Bekasi, 29 November 2020
Komentar
Posting Komentar