Menjadi tanggal istimewa untukku. Setidaknya hal ini yang saya rasakan saat ini. Entahlah, ada rasa kuat yang mampu hadir. Betapa tidak, dari seminggu sebelum tanggal 8 Februari, kami mendapati kabar kalo atasan kami ternyata terindikasi positif. Walau masih hasil swab antigen yang positif, karena kondisi isterinya yang memiliki keluhan sama terindikasi positif juga. Turut berdoa semoga atasan dapat melewati ujian ini dengan sabar, ikhlas dan dapat lekas disehatkan kembali.
Tidak pernah sedikitpun berpikir akan mengalami kondisi yang sama. Sepertinya kondisi badan normal, hanya rasa parno yang berlebihan yang terkadang datang silih berganti. Ada rasa was-was juga setelah kejadian diatas, dan juga di kantor banyak yang terpapar covid-19 ini.
Dari hari senin setelah mendengar kabar diatas, ingin rasanya cepat-cepat juga untuk minta swab antigen untuk satu ruangan tetapi ternyata kami diminta untuk bersabar hingga tiga hari kedepan, kurang lebih hari kamis untuk melakukan pemeriksaan swab antigen. Mencoba bersabar menunggu, dan ternyata mendapat kabar kembali, teman seruangan setelah dua hari ijin tidak kekantor karena demam ternyata melakukan swab antigen mandiri hasilnya pun positif. Spontan kaget dan kembali tercengang mendapati pula kabar ternyata ada penambahan kembali yang terpapar dikantor.
Hingga jumat sepulang kerja mendapati badan agak demam dan rasanya dada sesak timbul keluar tetapi berusaha untuk tidak terlalu terpikirkan, mungkin hanya perasaan parno saja seperti sebelumnya. Tapi ternyata malam demam masih tinggi dan tidak bisa tidur serasa badan seperti pegel-pegel, pundak tidak nyaman dan seperti tertusuk badan hingga besoknya pun masih sama. Perut seperti mual seperti maag dan mencoba minum obat maag tetapi belum reda juga. Masih meredakan dengan minum obat maag dan minum vitamin C, E dan suplemen lainnya.
Alhamdulillah hari minggu sudah lebih baik. Sempat berkeinginan untuk swab antigen mandiri tetapi diurungkan, dan berharap kondisi akan lebih baik dihari senin.
Sesuai rencana senin pagi kita semua seruangan akan melakukan swab antigen dikantor. Hingga waktunya, semua teman seruangan sudah di swab antigen dengan hasil negatif.
Kebetulan saya telat berangkat kerja karena kondisi hujan lebat disenin pagi. Sampai kantor ternyata pelaksanaan swab sudah pindah, lanjut saya di swab di ruang Kabag Bina Sikap Mental. Tidak berapa lama hasilpun saya dapatkan, yang ternyata hasilnya positif.
Antara percaya dan tidak percaya, rasa itu harus diterima. Berusaha tenang dan sempat tak mampu menahan airmata. Bingung mau naik apa pulang. Tapi mencoba berjalan terus dari kantor hingga stasiun untuk naik kereta. Sengaja berjalan untuk agar olahraga biar berkeringat dan mengurai kesedihan dan kembali menenangkan diri. Hingga tidak terasa sampai di stasiun dan kondisi sudah lebih tenang, baru memberitahu ke suami.
Alhamdulillah semua mampu terlewati dengan penerimaan diri dengan menghadapi bisa lebih tenang dan banyak hadir doa dan semangat dari teman-teman dan kenalan.
Sampai rumah ternyata mendapati ternyata pompa air dirumah tidak berfungsi. Ujian kesabaran kembali.
Alhamdulillah orangtua dan tetangga membantu hingga akhirnya semua bisa terlewati dan bisa berfungsi kembali.
Tanggal 10 Februari, setelah melakukan janji dengan pihak Klinik Taradita di hari sebelumnya, di hari rabu ini saya melakukan PCR di rumah. Dan anak-anak melakukan swab antigen juga. Di pemerikaaan awal karena anak-anak baru perdana melakukan swab antigen sempat kaget, tetapi alhamdulillah bisa dilakukan dan hasilnya negatif.
Sedang hasil PCR saya, di awal sudah berpikir positif. Apapun hasilnya harus diterima dengan ikhlas dan sabar.
Dan kurang lebih pukul 21.30 ternyata petugas tenaga medis sudah mengirimkan hasil PCR via WA. Tetapi baru tersadar di dini hari kamis 11 Februari pukul 02.00 dan melihat hasilnya ternyata sama positif. Saya kirimkan hasil ke suami dan putra sulungku naufal.
Tetap semangat dan berikhtiar untuk memulihkan kesehatan kembali dengan menaikan imun, berpikir positif dan menjaga pola makan dan olahraga. Insya Allah.
Saya percaya semua dalam rencana-Nya. Sebisa mungkin menerima dengan ikhlas dan sabar. Semoga semua bisa terlewati dengan baik. Banyak waktu untuk beristirahat, memulihkan kembali kondisi tubuh.
Kehadiran keluarga, teman dekat yang memberi penguatan insya allah membawa kekuatan kedalam diri.
Hanya Kamu
Engkaulah yang ada saat ini, dalam gelapnya malam ... aku hadir.
Biarlah hanya Engkau, sumber kekuatanku dalam melangkah.
Tidak ada yang lain. Semoga semua mampu terlewati dan banyak hikmah yang kudapati.
Aku percaya, ini bukan bentuk kemurkaan-Mu tetapi bentuk sayang-Mu, bentuk pengingat indah dari-Mu.
Kuatkan aku, kuatkan anak-anakku ya Rabb agar bisa melewati semua kondisi ini.
Damai-Mu, Insya Allah datang dimanapun, di semua tempat yang akan kami singgahi, begitupun dalam kondisi seperti saat ini.
Salamku selalu pada-Mu untuk semua anugerah indah-Mu, anugerah sehat-Mu, anugerah damai dan anugerah apapun yang masih aku rasakan di malam ini.
Pada hari selasa, tanggal 16 Februari, coba swab antigen kembali di rumah, alhamdulillah hasil swab antigen sudah negatif. Bersyukur sekali hanya mengalami gejala ringan, semoga Allah senantiasa memulihkan kesehatan kembali.
Menjadi catatan dari gejala dirasa tanggal 5 Februari - 16 Februari 2021 menjadi pengingat berharga kedalam diri. Insya Allah. Hidup dan mati semua ada ditangan-Nya dan menjadi Kehendak-Nya. Jadikan semua menjadi perjalanan yang indah dan tetap belajar bersyukur atas apapun ujian yang datang ke diri kita. Thanks Rabb.
Hasil swab antigen tanggal 16 Februari 2021
Walau PCR sebenarnya sudah tidak menjadi patokan dalam penilaian akan kesembuhan.
Panduan Who atau Kemenkes sudah disampaikan tidak perlu PCR untuk konfirmasi kesembuhan asal isoman sesuai dengan ketentuan.
Tapi penasaran juga akhirnya melakukan PCR kembali di tanggal 24 Februari dan alhamdulillah hasilnya sudah keluar tanggal 25 Februari 2021 sebagai penegasan kembali hasil swab antigen tanggal 16 Februari yang hasilnya sama yakni sudah negatif.
#26Februari2021 - 13 Maret 2021
Komentar
Posting Komentar