Prinsip pendidikan adalah atmosfer intinya adalah pengakuan bahwa manusia bukan hanya makhluk jasmaniah saja, tapi juga makhluk spiritual. Yang tak kasat mata berpengaruh besar pada yang kasat mata. Ide-ide yang masuk ke benak seseorang berdampak pada konfigurasi otak dan respons tubuhnya.
– Saduran “Parents as Inspirers” yang ditulis oleh Charlotte Mason dalam The Review Vol. 2 1891/1892 (53)
Untuk didiskusikan: Setujukah dirimu pada pernyataan bahwa manusia adalah makhluk jasmaniah sekaligus makhluk spiritual? Apa konsekuensi dari meyakini hal ini dalam hidup sehari-hari? Pernahkah mengalami ide di benak berdampak besar pada jasmanimu?
***
Manusia adalah makhluk jasmaniah sekaligus makhluk spiritual. Kita tidak bisa memisahkan keduanya. Secara fisik jasmani, sebagai anugerah indah yang diberikan-Nya selayaknya menjadi perhatian kita. CM sangat memperhatikan kedua aspek jasmani dan spiritual yang melekat ke diri kita sebagai manusia.
Dari ketiga instrumen pendidikan yang diangkatpun saling terkait didalam penerapannya. Di tulisan diatas penekanan pada pendidikan adalah atmosfer.
Memandang konteks manusia secara utuh, hakekat secara jasmani/fisik akan lebih mudah kita pahami karena mampu terlihat/kasat di mata kita. Tetapi secara spiritual darimana penilaian yang kita berikan ke orang lain atau bisakah orang lain menilai kita langsung secara spiritual.
Pernahkah ide sebagai sesuatu yang tak kasat mata masuk ke benak kita memberi dampak besar pada jasmani kita? Hal ini yang kita perlu sadari bersama, ternyata dampak satu ide begitu kuat dan mampu memiliki daya gerak bagi jasmani kita.
Seringkali kita terjebak atau terkungkung pada sesuatu yang kasat mata saja. Semua difokuskan pada sesuatu yang mampu terlihat dan kita terbiasa mengambil pelajaran dari sesuatu yang terlihat. Ukuran suatu keberhasilan pun dari sesuatu yang mampu terlihat. Kita mengabaikan satu hakekat diri kita secara spiritual.
Bagaimana konsekuensinya atau bagaimana penerapannya pada saat kita menyakini diri kita adalah makhluk spiritual? Pelan-pelan kita perlu menggeser pemahaman kita, mulai perjalanan diri secara spiritual dengan lebih mengedepankan ide atau menumbuhkembangkan asupan ide untuk diri, anak-anak atau keluarga kita. Jadikan itu menjadi atmosfer didalam kehidupan kita agar mampu memberi dampak untuk perbaikan akal budi keluarga. Insya Allah.
Kita tidak bisa memaksa diri atau siapapun akan satu ide yang mampu menggerakkannya. Tetapi kita layak memberi ide hidup untuk benak kita sebagai makhluk spiritual agar mampu terpenuhi akan asupan ide hidup ini dan yakini bahwa itu akan berkembang menjadi daya yang mampu mempengaruhi otak dan respons tubuh kita.
#refleksi #narasi #7Mei2021
Komentar
Posting Komentar