Langsung ke konten utama

Umpan Balik ke 2

Review Jurnal ke 2

Kembali mereview jurnal ke 2 my buddy. Untuk umpan balik ke 2 ini dipasangkan dengan Mba Ade Minarni dari IP Karawang.
Review dapat terangkum pada template 👇


Dari ngobrol dengan mba Ade via WA ada satu problem statement yang diangkat mba Ade adalah masalah keuangan keluarga. Dari usaha yang dijalankan mba Ade serasa belum sesuai dengan harapan karena masih berikhtiar untuk menyelesaikan tanggungan hutang dan cukup mengganggu secara finansial buat keluarga. Semoga mba Ade dan keluarga diberi kesabaran dan fokuslah kepada Allah yang mampu memberi jalan atas permasalahan yang Mba Ade dan keluarga hadapi. 

Sempat seminggu sebelumnya ikut kelas PPA jadi ingin memberi oleh-oleh yang didapat, semoga berkenan ya mba Ade. Karena seperti diingatkan juga terkait aneka permasalahan hidup yang kita sama-sama jalani juga.

3 JURUS HIDUP 

Sahabat-sahabat sekalian, kebahagiaan dan keindahan hidup tidaklah ditentukan oleh sesuatu diluar diri kita; masalah yang sedang menimpa, omongan orang lain, kejadian di sekitar, atau apapun yang lainnya, semua tergantung pada bagaimana cara kita menyikapinya. Yang membuat kita lulus dalam ujian kehidupan ini bukanlah tentang persoalannya, melainkan tentang bagaimana cara kita menjawab dan merespon persoalan tersebut. 
 
Ada 3 sikap yang harus kita jadikan jurus utama dalam hidup. Tiga sikap untuk merespon apapun peristiwa yang terjadi, tiga sikap yang insyaaAllah akan mengundang keajaiban, pertolongan Allah, dan kebahagiaan dunia - akhirat. Apa saja itu? 
 
1. MENERIMA 
Ini adalah pintu gerbang paling awal untuk bisa menemukan keindahan hidup sekaligus menghadirkan jalan keluar dari arah yang tak disangka. Hati yang ridho terhadap apapun ketetapanNya, bukan hati yang penuh dengan keluh kesah dan tidak mau menerima takdir. Semakin kita tidak ridho dg apa yang sudah terjadi, maka semua menjadi semakin sulit dan penuh penderitaan. Siapapun yang benar-benar berharap keridhoan Allah, akan mudah ridho dengan apapun yang diberi oleh-Nya. "Radhiyallahu anhum wa radhu anhu dzalika liman khasyiya rabbah”; bahwa seseorang akan mendapat ridho Allah apabila ia sendiri telah meridhoi qada’ dan qadar-Nya, dan tanda seseorang ridho kepada Allah adalah apabila ia bahagia dengan suatu musibah sebagaimana ia bahagia dengan suatu nikmat. 
 
2. MENGADU 
Keindahan hidup adalah milik mereka yang selalu mengadu kepada Rabb-nya lewat doa, mengadukan sekecil apapun peristiwa dan perasaan yang ada. Karena untuk urusan tali sandal yang putus saja, Rasulullah meminta kita untuk mengadu kepada Allah. Dialah sebaik-baiknya tempat curhat, Yang Maha Dekat, Maha Mendengar, dan Maha Tahu apa yang sedang kita rasa. Dan terkadang hanya butuh 1 doa untuk mengubah segalanya. Dialah Allah, Rabb yang sangat senang saat hambaNya datang dan meminta dengan penuh harap. 
 
3. MERAYU 
Mencari perhatian Allah dengan amal shaleh, mengejar ridhoNya dengan banyak-banyak menolong dan memudahkan urusan sesama, menunjukkan kesungguhan dan kegigihan kita dalam setiap upaya. Sebagaimana Ibunda Siti Hajar yang berlari-lari dari bukit Shafa dan bukit marwah untuk mengejar pandangan cinta dari Rabb-nya, dan air zam-zam itu keluar dari tempat yg tak disangka, berkah mengalir tak berhenti. Begitulah Allah yang bisa memberikan rezeki tanpa batas kepada siapapun yang dikehendakiNya. Lantas, untuk apa kita berlelah-lelah mengejar perhatian makhluk? Dialah Allah Asy- Syakuur, yang Maha Mensyukuri, Mengapresiasi, Menghargai, sekecil apapun usaha hambaNya. 
 
Mari kita jadikan nafas dalam setiap langkah kita, menerima apapun yang Allah tetapkan, mengadu kepadaNya sekecil apapun persoalan, dan MerayuNya dengan melanjutkan riyadhoh amal-amal shaleh yang sudah kita tekadkan (PPA).

Review My Buddy, Mba Ade 👇

Terima kasih ya Mba Ade untuk reviewnya ❤❤
#umpanbalik2
#membanguntimyangsolid
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepercayaan

Benarkah Kepercayaan itu harus diraih dan diperjuangkan? Hidup memang penuh refleksi didalam pelaksanaannya. Jika tidak, kita mungkin akan menemui bebebrapa kegaringan yang mewarnai perjalanan mengarungi hidup ini. Mencoba merefleksi didalam memaknai kepercayaan. Bukan sesuatu yang asing dengan kata kepercayaan. Dalam memaknai diawal, saya beranggapan kepercayaan itu sesuatu bentuk tindakan yang dilakukan orang lain kepada kita. Ternyata itu lebih banyak berangkat dari tindakan kita sendiri, atas inisiatif, bentuk yang harus kita raih atau perjuangkan. Sehingga ada hal-hal yang diluar kendali kita terjadi misalkan disaat orang lain tidak memberi kepercayaan itu kepada kita, jangan berkecil hati, teruslah untuk berusaha untuk meraihnya. Dan tidak perlu dituntut kepada oranglain. Disaat kita melakukannya dengan benar, semoga kepercayaan itu mampu kita rasakan baik oleh diri kita ataupun dari orang lain. Kalo pun kita belum mampu merasakan kepercayaan itu tetaplah berikhtiar me...

Bertanam Jamur Growbox

Buka baglog tgl 19 maret 14 Belajar menjalani proses..bukan hasil .. kesabaran adl bagian dr proses .. Tumbuh jamur Naufal yang pertama 11 maret 2014 Satu hari sdh mekar lebih indah jamur aura cantiqa ^-^ 240314, sptnya sdh bs panen. Kondisi jamur per 6 april 2014, jamur merah kembali tumbuh yg ke 2 jamurnya tp kedua growbox putih milik Naufal Aulia Rasyad dan haikal masih melatih kesabaran kami tuk menunggu jamurnya tumbuh. " liat mas naufal... dek haikal... jamur dedek aura sdh tumbuh kembali... tau kenapa sayang ? Tanamanpun tau mana pemiliknya yg sayang sama dia... mana yg tdk... hehe.krn naufal blm sama sekali tertarik utk merawat jamurnya hanya dia mberi nama jamur... kalo haikal sdh mau, keduanya kesulitan utk menekan semprotan yg sdh satu paket dgn growboxnya. Dan kemaren naufal langsung mencari semprotan baru yg biasa dipake utk semprotan kispray utk penghalus dan pengharum pakaian. Dia langsung cuci... jangan pake itu yg sayang... coba cium baunya masih beras...

Akal Budi

Seperti biasa pada saat memulai pagi sebelum tenggelam akan satu rutinitas yang kita jalani untuk hari ini. Sejenak membaca satu tulisan CM dibawah ini  Anak-anak pun lulus sekolah, gembira karena terbebas dari beban, lega karena mereka sudah “menyelesaikan pendidikan”. Buku-buku pelajaran sekolah ditutup dan, seringkali, proses belajar juga dianggap berakhir. Mereka terjun bergelut dengan aneka pekerjaan praktis di masyarakat dan banyak yang akal budinya tetap kerdil dan gelap sampai akhir hayatnya.   – Saduran “Parents as Inspirers” yang ditulis oleh Charlotte Mason dalam The Parents’ Review Vol. 2 1891/1892 (30) Untuk didiskusikan: Apakah dirimu dulu juga (pernah) menganggap “lulus sekolah = pendidikan sudah selesai”? Benarkah orang-orang yang punya anggapan itu rentan “tetap kerdil dan gelap” akal budinya saat mereka terjun ke dunia kerja? Mengapa? *** Tulisan ini seakan menggelitikku apa yang telah terlewati seakan terangkat kembali. Ya disaat dulu kita sekolah, hal ...