Langsung ke konten utama

Konferensi Ibu Pembaharu (KIP)

Setelah kurang lebih 6 bulan kami menjalani kelas bunda salihah sebagai penutup event terakhir yang diadakan bagi kami seluruh mahasiswa kampus ibu pembaharu adalah konferensi ibu pembaharu.

Konferensi kedua yang diadakan ditahun 2021 ini, yang sebelumnya 2 tahun yang lalu Konferensi Ibu Profesional pertama dilaksanakan di Yogyakarta. KIP tahun ini berlangsung secara full virtual dari tanggal 17 - 22 Desember 2021. 

Acara dihadiri 1000 private audiens, menghadirkan 14 Narsum dengan 22 Sesi yang dapat dipilih serta 48 Booth yang dapat dikunjungi. 

Diawal kami memasuki kelas virtual KIP suasana virtual serasa offline mampu membuat kami berdecak kagum akan desain kelas yang dirancang panitia KIP šŸ˜

Suasana yang nyaman, walau diawal beberapa kali kami terkendala pada saat akan memasuki kelas dengan loading yang cukup lama. Tetapi ada antisipasi sebagai alternatif pada saat sulitnya kami memasuki room kelas, ada fasilitas youtube yang disediakan panitia.

Tentu perhelatan ini menjadi sangat menarik bagi kami terutama kami dengan status sebagai mahasiswi kampus ibu pembaharu dimana kami banyak diingatkan dan banyak insight dari beberapa narasumber yang memberikan materi di event KIP.

Setiap narasumber memiliki kehebatannya masing-masing dibidangnya. Yang saya tunggu dari paparan para narasumber ini adalah bagaimana perjalanan mereka semua diawal hingga proses yang masih terus dijalaninya hingga saat ini dengan memberi dampak sosial bagi sekitar. Bagaimana membagi peran sebagai ibu, wanita dan isteri serta lingkungannya ā¤

Insight yang saya dapatkan dari beberapa narasumber diantaranya:

* Ibu Ines Setiawan

Diawal perkenalan 14 narasumber, satu narasumber yang telah dikenali dari ke 14 narasumber adalah bu Ines. Cukup banyak kegiatan-kegiatan yang diadakan Shine dan mengetahui kegiatan-kegiatan dari teman-teman homeschooler. Dan pernah ikut beberapa kegiatan yang diadakan Shine. Jadi secara kegiatan sudah cukup mengenalnya tetapi setelah mendengar pemaparannnya melalui event KIP ini bertambah pengenalan sosok beliau šŸ˜

Sosok wanita, seorang guru yang memiliki kecintaan yang besar untuk generasi penerus, tergambar dari apa yang dipaparkannya. Apa yang disampaikan sederhana, tetapi cukup mengena karena berangkat dari kesamaan diri kita semua memiliki permasalahan yang sama dengan kita. Ada point penting yang saya garisbawahi dari pemaparan bu Ines, bahwa jangan berpikir sesuatu yang rumit akan inovasi, mulai dari yang sederhana saja. Inovasi tidak harus sesuatu yang baru, yang menggemparkan, ambil saja atau mulai saja dari berani mengambil tanggungjawab akan masalah yang kita hadapi, hal ini bisa menjadi solusi yang baru bagi kita dan mampu menjawab tantangan/masalah di lingkungan sekitar kita.

* Siti Julaihah (Mba Juju)

"Jadilah diri sendiri jangan meniru siapa-siapa."

"Uang hanyalah bonus dari keseungguhan yang kita lakukan."

* Bu Heni

Narasumber lain akan dilanjutkan setelah beberapa materi ada yang bisa didengarkan live ataupun melalui youtube šŸ‘‡

Beberapa dokumentasi selama mengikuti event KIP diantaranya šŸ‘‡

#akupesertaKIP2021
#1dekadeibuprofesional
#darirumahuntukdunia
#konferensiibupembaharu
#ibuprofesional
#semestakaryauntukindonesia
#ibuprofesionaluntukindonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepercayaan

Benarkah Kepercayaan itu harus diraih dan diperjuangkan? Hidup memang penuh refleksi didalam pelaksanaannya. Jika tidak, kita mungkin akan menemui bebebrapa kegaringan yang mewarnai perjalanan mengarungi hidup ini. Mencoba merefleksi didalam memaknai kepercayaan. Bukan sesuatu yang asing dengan kata kepercayaan. Dalam memaknai diawal, saya beranggapan kepercayaan itu sesuatu bentuk tindakan yang dilakukan orang lain kepada kita. Ternyata itu lebih banyak berangkat dari tindakan kita sendiri, atas inisiatif, bentuk yang harus kita raih atau perjuangkan. Sehingga ada hal-hal yang diluar kendali kita terjadi misalkan disaat orang lain tidak memberi kepercayaan itu kepada kita, jangan berkecil hati, teruslah untuk berusaha untuk meraihnya. Dan tidak perlu dituntut kepada oranglain. Disaat kita melakukannya dengan benar, semoga kepercayaan itu mampu kita rasakan baik oleh diri kita ataupun dari orang lain. Kalo pun kita belum mampu merasakan kepercayaan itu tetaplah berikhtiar me...

Bertanam Jamur Growbox

Buka baglog tgl 19 maret 14 Belajar menjalani proses..bukan hasil .. kesabaran adl bagian dr proses .. Tumbuh jamur Naufal yang pertama 11 maret 2014 Satu hari sdh mekar lebih indah jamur aura cantiqa ^-^ 240314, sptnya sdh bs panen. Kondisi jamur per 6 april 2014, jamur merah kembali tumbuh yg ke 2 jamurnya tp kedua growbox putih milik Naufal Aulia Rasyad dan haikal masih melatih kesabaran kami tuk menunggu jamurnya tumbuh. " liat mas naufal... dek haikal... jamur dedek aura sdh tumbuh kembali... tau kenapa sayang ? Tanamanpun tau mana pemiliknya yg sayang sama dia... mana yg tdk... hehe.krn naufal blm sama sekali tertarik utk merawat jamurnya hanya dia mberi nama jamur... kalo haikal sdh mau, keduanya kesulitan utk menekan semprotan yg sdh satu paket dgn growboxnya. Dan kemaren naufal langsung mencari semprotan baru yg biasa dipake utk semprotan kispray utk penghalus dan pengharum pakaian. Dia langsung cuci... jangan pake itu yg sayang... coba cium baunya masih beras...

Akal Budi

Seperti biasa pada saat memulai pagi sebelum tenggelam akan satu rutinitas yang kita jalani untuk hari ini. Sejenak membaca satu tulisan CM dibawah ini  Anak-anak pun lulus sekolah, gembira karena terbebas dari beban, lega karena mereka sudah ā€œmenyelesaikan pendidikanā€. Buku-buku pelajaran sekolah ditutup dan, seringkali, proses belajar juga dianggap berakhir. Mereka terjun bergelut dengan aneka pekerjaan praktis di masyarakat dan banyak yang akal budinya tetap kerdil dan gelap sampai akhir hayatnya.   ā€“ Saduran ā€œParents as Inspirersā€ yang ditulis oleh Charlotte Mason dalam The Parentsā€™ Review Vol. 2 1891/1892 (30) Untuk didiskusikan: Apakah dirimu dulu juga (pernah) menganggap ā€œlulus sekolah = pendidikan sudah selesaiā€? Benarkah orang-orang yang punya anggapan itu rentan ā€œtetap kerdil dan gelapā€ akal budinya saat mereka terjun ke dunia kerja? Mengapa? *** Tulisan ini seakan menggelitikku apa yang telah terlewati seakan terangkat kembali. Ya disaat dulu kita sekolah, hal ...